Rabu, 03 Juni 2009

KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN CONTOH SOALNYA

STANDAR KOMPETENSI :

Melakukan operasi hitung bilangan serta dapat menggunakanya dalam pemecahan masalah.

KOMPETENSI DASAR :

Mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan.

INDIKATOR-INDIKATOR :

1. Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan : biasa, campuran, desimal, persen dan permil.

Contoh soal :

a. Dua buah roti bolu dibagikan kepada 4 anak secara merata, masing-masing anak memperoleh …….. bagian.

b. Setengah bagian hasil panen Pak Aris diberikan kepada Ikhsan. Bagian Ikhsan kalau dinyatakan dalam bentuk persen adalah………%.

2. Mengubah bentuk pecahan ke bentuk yang lain.

Contoh soal :

a. Ubahlah pecahan berikut ke dalam bentuk pecahan desimal.

= ……………

b. Ubahlah pecahan berikut ke dalam bentuk persen

= ……………%

3. Mengurutkan pecahan dan menentukan letaknya pada garis bilangan.

Contoh soal :

Perhatikan pecahan berikut : ,,,. Urutan pecahan dari yang terkecil ke yang besar adalah…………

a. ,,, b. ,,,

c. ,,, d. ,,,

4. Menyelesaikan operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi pada bilangan pecahan.

Contoh soal :

a.

b.

c. 2,5 + 3,75 = ………

d. 21,1 – 9,85 = …………

5. Menuliskan bilangan pecahan dalam bentuk baku.

Contoh soal :

Sebuah amuba mempunyai ukuran panjang 0,000001 mikron. Panjang amuba tersebut jika ditulis dalam bentuk baku adalah …………

a. 1 x 106

b. 1 x 10-6

c. 1 x 107

d. 1 x 10-7

6. Melakukan pembulatan bilangan pecahan sampai satu atau dua desimal.

Contoh soal :

Penulisan ke dalam bentuk pecahan desimal sampai dua desimal yang tepat adalah......

a. 0,625

b. 0,62

c. 0,63

d. 0,6

7. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung jumlah, kurang, kali atau bagi dengan melibatkan pecahan serta mengaitkannya dalam kejadian sehari-hari.

Contoh soal :

Sekantung gula pasir akan digunakan untuk membuat teh manis yang akan disajikan untuk 10 orang tamu. Jika berat gula pasir tersebut 0,25 Kg maka berat gula pasir yang terdapat pada masing-masing gelas adalah……..

MENYIAPKAN SISWA MENGHADAPI PENILAIAN

MENYIAPKAN SISWA UNTUK MENGHADAPI PENILAIAN DAN MENGGUNAKAN HASIL PEKERJAAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENILAIAN

1. MENYIAPKAN SISWA UNTUK MENGHADAPI PENILAIAN

a. Penilaian Maksimum, Tidak Khusus, Kinerja di Dalam Kelas

Anda harus menilai pekerjaan siswa secara maksimal tanpa melihat siapa mereka dan bagaimana sifat dan tingkah laku mereka (CronbacL, 1990). Anda dapat menilai pekerjaan siswa secara maksimal jika anda dapat mengatur kondisi agar siswa dapat memperoleh skor terbaik mereka. Anda dapat mengumpulkan informasi tentang apa yang akan dilakukan siswa dengan kondisi dan situasi yang ada.

Misalnya, Anda mungkin harus mengajar siswa yang memiliki keterampilan praktek yang memadai seperti tata buku, dan prosedur penilaian dimulai dengan mengumpulkan informasi tentang apakah setiap siswa yang lain mampu melakukannya. Beberapa siswa, di sisi lain, dapat membuat kesalahan ketika benar-benar sedang diperiksa, atau mungkin tidak pernah diperiksa sama sekali. Dengan demikian, siswa seperti itu akan mampu melakukan keahlian yang Anda ajarkan, tetapi biasanya tidak dalam kapasitas maksimum. Karena biasanya sekolah mengajarkan kemampuan peserta didik seperti itu di tingkat yang lebih tinggi, penilaian yang dilakukan dengan kondisi yang mendorong siswa untuk melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka dikatakan sebagai penilaian maksimum.

b. Berikan Siswa Informasi Yang Cukup Sebelum Penilaian

Ini adalah tanggung jawab anda untuk memberitahukan siswa tentang penilaian yang akan datang dan bagaimana ia akan dinilai.Untuk menilai siswa, anda perlu memberikan informasi tentang penilaian yang akan datang, yaitu :

1. Kapan penilaian akan diberikan.

2. Dengan kondisi bagaimana penilaian diberikan, disekolah atau dikerjakan dirumah.

3. Isi penilaian terlindungi atau rahasia.

4. Penekanan atau bobot pada muatan atau isi dimasukan pada penilaian.

5. Pekerjaan siswa akan didemonstrasikan di depan kelas.

6. Penilaian akan diberikan skor dengan angka

7. Pentingnya bukti-bukti penilaian akan berkaitan dengan keputusan tentang siswa.

Kapan penilain akan diberikan; kita perlu memberitahukan siswa kapan tes akan dilaksanakan sehingga mereka dapat mempersiapkan sebelumnya agar mereka dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Pop Qiuz/Tes tanpa pemberitahuan tidak akan menilai kinerja maksimal siswa; hal ini karena tidak diharapkan oleh siswa. Lebih baik jika mereka tahu sebelumnya tentang tes tersebut.

Kondisi penilaian; kita harus memberitahukan siswa tentang: berapa banyak jumlah soal yang akan diujikan? Berapa waktu yang dibutuhkan siswa untuk mengerjakan soal? Akankah penilaian itu berlangsung secara cepat ? Akankah penilaian itu bersifat open atau close book ? Apakah ada kesempatan untuk menebak ? dan Apakah menggunakan waktu sehari penuh?

Menjelaskan kepada siswa bagian mana yang akan diteskan; Misalnya Guru mengatakan bahwa penilaian akan mengambil tiga bab pertama dari buku, penjelasan tersebut tidak banyak membantu siswa. Untuk merencanakan dan belajar secara efektif siswa perlu diberitahukan secara lebih detail. Salah satunya guru menyiapkan daftar pertanyaan untuk membantu siswa fokus pada belajar mereka.

Menjelaskan apa yang akan diutamakan pada tes; memberitahukan siswa bobot setiapsoal, menggunakan berapa banyak soal (berapa banyak point) yang akan digunakan pada tes tersebut.

Memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih terlebih dahulu; memberikan siswa kesempatan untuk berlatih terlebih dahulu agar siswa siap menghadapi penilaian. Memberitahukan siswa bagaimana kita akan menilai tes tersebut ; beritahukan pada siswa bagaimana kita akan menyekor penilaian, untuk membantu mereka menyiapkan segalanya, secara lebih khusus misalnya untuk menjawab tugas open-ended.

Memberitahukan siswa bagaimana hasil tes tersebut akan digunakan; kita perlu untuk memberitahukan siswa penilaian itu digunakan untuk membuat keputusan tentang mereka, seperti penempatan siswa dalam kelas, menempatkan mereka pada bagian pelatihan, menugaskan mereka untuk ikut pengajaran remedial, memberikan mereka pekerjaan lanjutan, dan penugasan di dalam kelas.

c. Keterampilan Penilaian Secara Minimum

Siswa membutuhkan banyak informasi tentang penilaian yaitu: Mereka harus belajar yang bagaimana untuk mengikuti tes. Anda mungkin perlu mengajarkan, tindak lanjut penilaian melalui instruksi langsung di dalam kelas(Ebel&Frisbie,1991).

1. Meminta perhatian dengan lisan dan tertulis dan mengemukakan konsekuensi jika mereka mengalami kegagalan.

2. Menanyakan bagaimana penilaian akan dinilai, bagaimana setiap tugas akan dinilai, dan berapa jumlah poin yang akan dihilangkan untuk yang salah, salah pengucapan atau salah tata bahasa.

3. Mereka menulis jawaban dengan rapi untuk menghindari berkurangnya nilai karena gaya tulisan tangan atau jawaban salah.

4. Belajar bersama dan tidak tanggung-tanggung akan mengurangi kelelahan.

5. Gunakan waktu penilaian dengan baik sehingga semua tugas-tugas diselesaikan dalam waktu yang diberikan.

6. Menggunakan semua pengetahuan dan sebagian mereka menebak dengan tepat.

7. Menyusun jawaban; menggunakan jumlah waktu yang tepat untuk setiap soal.

8. Memeriksa hasil pekerjaan mereka pada lembar jawaban yang terpisah untuk menghindari ketidakcocokan atau kehilangan salah satu jawaban ketika ada salah satu soal yang dihilangkan.

9. Memeriksa jawaban tugas mereka dan mengubah jawaban jika mereka dapat membuat tanggapan yang lebih baik.

2. TESWISENESS

Testwiseness adalah kemampuan untuk mengambil strategi penilaian, petunjuk yang tertulis dalam soal, pengalaman dalam mengambil penilaian untuk memperbaiki skor yang diperoleh.

1. Unsur bebas dari tes

A. Strategi menggunakan waktu

1. Mulai bekerja dengan cepat, wajar dan akurat.

2. Mengatur jadwal yang tepat untuk menghadapi ujian.

3. Mengabaikan penaksirkan soal.

4. Tandai soal yang diabaikan, atau menggunakan hal-hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, untuk memudahkan menyelesaikan soal.

5. Gunakan sisa waktu sebelum menyelesaikan ujian dengan kembali melihat jawaban.

B. Strategi mencegah kesalahan.

1. Dengan hati-hati memperhatikan petunjuk soal, pahami maksud dan tujuan dari soal.

2. Hati-hati membaca soal pahami sifat pertanyaan.

3. Mintalah petunjuk dari pengawas jika diperbolehkan dengan mengacungkan tangan.

4. Memeriksa semua jawaban yang telah dikerjakan.

C. Strategi menebak.

1. Selalu ada jawaban yang tepat untuk dipilih.

2. Selalu berpikir bahwa menebak itu kurang baik.

3. Hasil tebakan bisa dikoreksi sehingga menghapus tebakan memberikan kesempatan yang cukup baik untuk memperoleh nilai.

D. Strategi mengembangkan alasan.

1. Hilangkan pilihan yang dianggap salah dan pilihlah jawaban yang benar.

2. Tidak memilih kedua-duanya jika ada dua pilihan yang benar semua.

3. Pilih satu atau tidak (tapi tidak keduanya) dari dua pernyataan, jika salah satunya, menyiratkan lebih salah dari yang lain.

4. Membatasi pilihan dari semua pilihan yang diketahui benar.

5. Memanfaatkan informasi yang relevan dari soal yang lainnya beserta pilihannya.

2. Unsur terikat

A. Strategi mempertimbangkan maksud.

1. Menafsirkan dan mempertimbangkan maksud pertanyaan yang lebih di tekankan

2. Jawaban soal dari tes yang diharapkan.

3. Menggunakan pengalaman yang dimiliki.

4. Mempertimbangkan relevansi secara detail.

B. Strategi menggunakan isyarat.

1. Mengenal dan menggunakan yang dapat membedakan yang benar dan yang salah.

a. Memilih jawaban yang paling panjang atau pendek dari semua pilihan yang ada.

b. Lebih berhati-hati.

c. Merupakan pilihan yang paling salah atau paling benar dari semua pernyataan.

d. Dia di tempat-tempat tertentu diantara dua pilihan.

e. Dia di tempat-tempat tertentu di antara posisi yang logis seperti bagian tengah suatu urutan

f. Dia termasuk (tidak termasuk) di antara pernyataan yang mirip, atau pernyataan berlawanan.

g. Dia menyusun (tidak menyusun) menjadi prase yang terkenal.

h. Dia tidak membuat tata bahasa menjadi tidak sesuai dengan isinya.

2. Mempertimbangkan relevansi khusus ketika menjawab soal yang diberikan.

3. Mengenal dan menggunakan keputusan khusus.

4. Mengenal dan menggunakan kesamaan diantara pilihan dan aspek-aspek yang ada dalam soal.

5. Mempertimbangkan pokok pikiran dan hal-hal di sekitarnya ketika mendapat kesulitan dalam menjawab soal.

3. SARAN TENTANG PENGUBAHAN JAWABAN

Siswa akan mendapatkan keuntungan jika mengubah jawaban mereka yang sudah dikerjakan di lembar jawaban. Meskipun pendapat ini populer, ia tidak akan mengubah jawaban jika mereka berpikir kembali pada soal tersebut. Ringkasan hasil penelitian tantang hal ini adalah(Pike, 1978) :

• Sebagian besar pembuat soal dan banyak pendidik percaya tidak mudah untuk mengubah jawaban.

• Sebagian siswa, pada kenyataannya yang mengubah jawaban sekitar 4% dari jumlah peserta tes.

• Penelitian pembelajaran menunjukkan bahwa pada kenyataannya, banyak yang mengubah jawaban. Biasanya dua dari tiga jawaban akan berubah menjadi benar.

• Mengganti jawaban berkurang jika soal sangat sulit bagi siswa.

• Siswa yang mendapat nilai kurang lebih beruntung dalam mengubah jawaban dari pada siswa yang nilainya tinggi.

4. KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN

a. Gejala umum kecemasan menghadapi ujian

Perasaan siswa ketika sedang mengikuti tes sangat bervariasi dan persepsi yang mempengaruhi siswa pada penilaian juga sangat beragam. Beberapa siswa akan termotivasi untuk melakukan tes dengan baik; yang lain tidak peduli. Di antara siswa yang termotivasi untuk melakukan penilaian dengan baik, cenderung mengakibatkan peningkatan ketegangan emosional atau kegelisahan tes.

Kegelisahan dalam tes sering dianggap memiliki dua komponen: hal emosional dan kekhawatiran (Liebert & Morris, 1967). Hal emosional adalah masalah jasmani. Kekhawatiran merupakan bagian dari aspek kognitif. Kegelisahan: pikiran negatif tentang akibat dari kegagalan dan bagaimana kinerja kita jika dibandingkan dengan orang lain.

b. Empat faktor yang terdapat pada kecemasa menghadapi ujian; Reaksi siswa dalam situasi penilaian dapat dikelompokan dalam empat faktor yaitu :
ketegangan, khawatir, pemikiran yang tidak relevan dan reaksi tubuh (Sarason, 1984).

Contoh,

Ketegangan
1. Saya merasa menderita dan gelisah sebelum tes.

2. Saya merasa gugup sebelum tes.

3. Saya menemukan diri saya sangat cemas di hari pelaksanaan tes.

Reaksi tubuh

1. Saya mendapatkan sakit kepala selama mengikuti ujian.

2. Saya mendapatkan sakit perut sebelum tes.

3. Jantung saya bergetar cepat ketika ujian dimulai

Cemas
1. Sebelum mengambil ujian, saya khawatir tentang kegagalan.

2. Selama tes, saya bertanya-tanya bagaimana pekerjaan orang lain

3. Sebelum ujian, saya merasa susah tantang apa yang akan terjadi.

Berpikir yang tidak relevan

1. Selama tes, saya berpikir tentang kejadian yang lalu.

2. Sedikit informasi yang tidak relevan masuk masuk dalam kepala saat ujian.

3. Selama tes, saya berpikir sesuatu yang tidak realistis tentang tes.

c. Siswa yang mengalami kecemasan menghadapi ujian

Ada tiga tipe siswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian, yaitu

1. Siswa yang tidak mempunyai keterampilan belajar yang baik dan tidak memahami bagaimana ide utama dari subjek yang sedang diajarkan guru.

2. Kelompok yang beranggotakan siswa yang mempunyai daya serap materi yang baik dan keterampilan belajar yang baik tetapi mempunyai ketakutan akan gagal dalam penilaian dan evaluasi.

3. Siswa yang percaya mereka mempunyai kebiasaan belajar yang baik tetapi tidak mampu untuk menjawab setiap soal penilaian.

d. Membantu siswa yang mengalami kecemasan menghadapi ujian

Berikut faktor yang menunjukkan hubungan antara kecemasan dengan situasi penilaian kelas :

1. Ketika siswa mengetahui soalnya sangat sulit, maka kegelisahan pasti meningkat.

2. Siswa yang memiliki tingkat risiko kecemasan yang lebih tinggi akan menyebabkan kegelisahan bagi siswa yang lain.

3. Siswa yang menerima pujian dari guru setelah ujian akan memiliki tingkat kegelisahan lebih rendah daripada siswa yang tidak menerima pujian.

4. Soal tes yang telah diatur dari yang mudah ke yang sulit akan mengurangi kegelisahan.

5. Siswa yang sering mengikuti tes tingkat kecemasannya lebih tinggi.

6. Kecemasan siswa akan lebih mudah terlihat secara visual yaitu dengan berkurangnya aktivitas siswa.

7. Memberikan tes sangat membuat siswa cemas, instruksikan mereka untuk memusatkan perhatian pada soal dan berikan perhatian dengan mengatakan hal-hal yang lebih bermanfaat yang lebih menentramkan, misalnya dengan "jangan khawatir" atau "pasti anda bisa".

8. Siswa dengan keterampilan ujian yang rendah dapat menurunkan ujian kecemasan mereka dengan latihan testwiseness.

e. Saran bagi guru untuk membantu siswa mengurangi kecemasan

1. Guru tidak boleh berbicara atau mengganggu sementara siswa bekerja.

2. Guru harus memeriksa seluruh ruangan sebelum penilaian dilaksanakan.

3. Guru jangan berjalan-jalan terus dan tidak melihat lebih sebahu saat mereka sedang dinilai.

4. Guru harus menyampaikan rasa keyakinan bahwa siswa dapat menyelesaikan soal dan menghindari pernyataan seperti "ujian ini akan sangat sulit ".

5. FORMAT DAN TAMPILAN PENILAIAN

Anda mungkin tidak menyadari bahwa tampilan dan pengaturan soal sangat penting untuk menguji validitas hasil. Penilaian tidak jelas, ketikan buruk atau kalimat tidak logis dapat mengakibatkan kesalahan yang tidak perlu, bagi siswa dan memberikan kesan bahwa Anda belum siap melaksanakan penilaian dan belum bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.

a. Distribusi soal penilaian

Sebagai aturan, Anda harus menggandakan soal agar setiap siswa dapat memiliki salinan. Kadang-kadang seorang guru hanya menulis soal pada papan atau mendiktekan soal pada siswa. Jika Anda melakukan ini, dapat menimbulkan masalah bagi peserta didik, terutama mereka yang memiliki masalah penglihatan atau masalah pendengaran. Jika Anda mendiktekan pertanyaan, Anda mengurangi waktu siswa untuk mengerjakan. Lebih jauh, anda harus membaca pertanyaan dengan nyaring dan siswa memerlukan waktu untuk menulis.

b. Contoh bagaimana mendikte merugikan siswa.

Bob adalah anak laki-laki yang mengalami kesulitan dalam hafalan definisi dan istilah sains. Setelah belajar di rumah selama dua malam dengan bantuan orangtuanya, dia merasa siap untuk diuji guru. Guru memutuskan untuk mendiktekan pertanyaan dan ia hanya benar 4 dari 10 soal. Setelah memeriksa data siswa, guru menemukan bahwa bob memiliki kemampuan mendengar jauh di bawah rata-rata kelas. Ia tercatat juga dari observasi guru sendiri, ditemukan bahwa memori jangka pendek bob sangat lemah.

c. Mengatur soal.

Jika terdapat banyak tujuan yang ingin dicapai, Anda harus mengatur soal menjadi sebuah buku tes kecil. Untuk kelas besar, Anda dapat menambahkan halaman depan dan daftar petunjuknya. Setelah itu, soal ujian harus dikelompokkan bersama-sama misalnya semua yang benar-salah, semua pilihan ganda atau uraian.

Ahli biasanya merekomendasikan penempatan soal dalam susunan kesulitan, dengan soal mudah pertama dilanjutkan dengan soal yang lebih sulit. Kebanyakan siswa dapat menjawab soal yang paling mudah dengan cepat, cadangan sisa waktu ujian untuk soal yang sulit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaturan soal dari mudah ke sulit mengurangi kegelisahan dan meningkatkan kinerja (Tippets & Benson, 1989). Cara lain untuk mengatur soal sesuai dengan urutan yang diajarkan atau urutan dalam buku.

d. Petunjuk penilaian

Petunjuk penilaian berisi informasi minimum: nomor soal dan format soal, jumlah waktu yang diizinkan untuk menjawab, di mana dan bagaimana seharusnya jawaban ditulis atau hukuman untuk yang hanya menebak, dan contoh umum bagi siswa dalam menjawab soal.

Petunjuk untuk siswa

(1) Ini adalah ujian tertutup. Jangan merujuk ke teks atau catatan

(2) Pastikan nomor lembar jawaban anda sama dengan yang tertera pada buku teks soal kecil.

(3) Anda harus menggunakan pensil 2 B.

(4) Jangan lupa tulis nama pada lembar jawaban.

(5) Semua pertanyaan di buku ini berbentuk salah-benar, mencocokan atau beberapa pilihan Anda harus memilih jawaban yang benar dari setiap pertanyaan, dan kemudian hitamkan yang sesuai dengan pilihan anda pada lembar jawaban.

(6) Kerjakan semua pertanyaan. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu di salah satu pertanyaan. Jika anda mendapat pertanyaan yang sulit, lanjut ke yang berikutnya, yang mungkin lebih mudah.

(7) Jawaban anda harus ditulis pada lembar jawaban. Pastikan nomor yang anda tulis pada lembar jawaban sama dengan yang sedang anda kerjaka.

(8) Jangan mencorat-coret buku teks kecil dalam ujian kecuali atas perintah pengawas.

6. PERSIAPAN UNTUK SKOR PENILAIAN

Lembar jawaban yang tersedia di sebagian besar sekolah biasanya menggunakan pemeriksaan manual atau dengan pemindaian. Jika soal menggunakan pemindaian, tanyakan kepada petugas apakah anda telah menggunakan lembar jawaban yang benar. Juga pastikan siswa mengikuti prosedur pengisian yang benar.

7. MENGOREKSI TEBAKAN

a. Rumus untuk mengoreksi tebakan

Mengoreksi tebakan biasanya menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai siswa = R -

Dimana R = Jawaban benar

W = Jawaban salah

N = Banyaknya pilihan

Jika terdapat 2 pilihan dalam setiap soal (Benar-salah)

Nilai siswa = R-W

Jika terdapat 4 pilihan setiap soal (Pilihan Ganda)

Nilai siswa = R-

Contoh :

Jim mengerjakan soal sebanyak 50 soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Jim menjawab benar 40 soal, 6 soal yang salah dan 4 soal dihasilkan dari proses menebak, maka

Nilai Jim = R -

= 40 -

= 40 – 2

= 38

Contoh diatas empat jawaban yang dihasilkan dari menebak tidak digunakan pada perhitungan. Jika digunakan rumusnya menjadi :

Nilai Jim = R -

= 40 +

= 41

b. Praktek yang terjadi pada penerbit

Di pihak penerbit tes tidak setuju menggunakan pengkoreksian dari jawaban yang hanya ditebak siswa. Banyak iklan yang menjanjikan prestasi dan cara sederhana menggunakan jumlah skor yang benar. Ini adalah masalah yang perlu diperhatikan dan lebih dipertimbangkan.

8. ANALISIS SOAL UNTUK PENILAIAN KELAS

Analisis soal adalah proses mengumpulkan, menyimpulkan, dan menggunakan informasi dari respon siswa untuk membuat keputusan tentang setiap soal test.

a. Penggunaan analisis soal dalam kelas

Berikut ini hal penting kegunaan dari analisis soal :

ü Menentukan apakah soal berfungsi sebagaimana yang kita harapkan

ü Sebagai umpan balik untuk siswa tentang kinerja mereka dan sebagai sebuah dasar untuk diskusi kelas

ü Sebagai umpan balik untuk guru tentang kesulitan peserta didik

ü Tempat untuk perbaikan kurikulum

ü Meninjau ulang tugas penilaian

ü Meningkatkan keterampilan menulis bagi siswa

b. Analisis soal untuk tes pilihan

Berikut adalah beberapa langkah penting untuk melakukan analisis soal :

1. Langkah 1. Skor test setiap siswa dengan menandai jawaban yang benar dan meletakkan jumlah total jawaban benar pada test itu

2. Langkah 2. Memisahkan semua kertas secara berurutan menurut skor total.

3. Langkah 3. Menentukan kelompok atas, sedang dan rendah

4. Langkah 4. Mentabulasi jumlah alternatif setiap pilihan siswa pada kelompok atas dan bawah dan mentabulasi jumlah siswa pada kelompok sedang yang memilih jawaban yang benar.

5. Langkah 5. Menghitung index kesukaran untuk setiap soal

6. Langkah 6. Menghitung indek beda/daya beda untuk setiap soal

7. Langkah 7. Menggunakan hasil pada langkah 4, mengecek setiap soal untuk mengidentifikasi pengecoh yang tidak berfungsi, alternatif yang bermakna ganda, kesalahan kunci dan mengarah pada tebakan acak.

c. Skor kelompok atas dan bawah ( Langkah 3)

Setelah kita mempunyai skor dari test, susun hasil tersebut secara berurutan menurut skor total siswa . Kemudian bagi tumpukan itu menjadi tiga kelompok: kelompok skor atas, sedang dan bawah. Kita kemudian membedakan skor kelompok atas dan bawah dengan berbagai jalan untuk menentukan apakah setiap soal berfungsi dengan baik.

d. Meringkas jawaban untuk setiap soal (Langkah 4)

Untuk setiap soal, catat jumlah siswa pada :

a. Alternatif pilihan kelompok atas ( dan secara terpisah jumlah yang bukan respon [yang dihilangkan])

b. Alternatif pilihan setiap kelompok bawah ( dan secara terpisah jumlah soal yang dihilangkan)

c. Alternatif pilihan setiap kelompok sedang.

e. Menghitung indek kesukaran soal (p) (Langkah 5)

Indek kesukaran item adalah perbandingan dari total kelompok yang menjawab soal secara benar. Untuk menghitungnya, jumlahkan bersama-sama jumlah siswa yang memilih jawaban benar pada kelompok atas, sedang dan bawah kemudian bagi jumlah ini dengan jumlah total siswa yang mengikuti tes itu. Secara matematika ditulis :




f. Menghitung indek beda soal (D) (Langkah 6)

Indek/daya beda soal adalah perbedaan diantara perbandingan jawaban soal yang benar pada kelompok atas dan perbandingan jawaban soal yang benar pada kelompok bawah.

Secara matematika ditulis sbb :

g. Analisis soal untuk mengkoreksi jawaban dan penilaian kinerja

Konsep dari perluasan kesukaran dan daya pembeda soal untuk tugas dengan skor yang melibatkan banyak point diperoleh ketika kita menggunakan rubrik dan skala rataan tugas dan penilaian kinerja sering diskor pada skala dari 0 sampai 3 atau 1 sampai 4 atau beberapa skor range lainnya, termasuk skor 0 atau 1. Kesukaran dari pertanyaan essay atau tugas kinerja diskor dengan skala rataan adalah didefinisikan sebagai skor rata-rata. Discriminations/beda dari pertanyaan essay atau tugas kinerja diskor dengan skala rataan adalah perbedaan diantara rata-rata kelompok atas dan bawah.

h. Menghitung indek kesukaran soal (p*)

Bentuk atau rumus lain dari indek kesukaran soal dituliskan sebagai berikut :

i. Menghitung indek beda soal (D*)

Bentuk atau rumus lain dari daya beda item dituliskan sebagai berikut :

j. Contoh menghitung analisi soal

Analisis soal untuk tes pilihan

Langkah-langkah untuk mengerjakan analisi soal.

  1. Beri nilai lembar jawaban masing-masing anak, kemudian hitung jumlah total yang betul tiap anak
  2. Urutkan nilai anak dari yang terbesar sampai yang paling kecil.
  3. Tentukan 27 % kelompok atas dari nilai yang terbesar dari jumlah anak dan tentukan 27 % kelompok bawah dari nilai yang terkecil dari jumlah anak.
  4. Hitung nilai benar dari masing-masing kelompok.
  5. Hitung Daya Pembeda = Natas - Nbawah

½ T

Dimana Natas = Jumlah Nilai Kelompok Atas

Nbawah = Jumlah Nilai kelompok Bawah

T = Jumlah Kelompok Atas dan Bawah

Kriteria Daya Pembeda

Diatas 0,40 = Soal baik

0.30 – 0,39 = Soal cukup baik

0.20 – 0,29 = Soal diperbaiki

Dibawah 0,19 = Soal diganti

6. Hitung Tingkat Kesukaran Soal = Natas + Nbawah

T

Kriteria tingkat kesukaran soal

0,70 – 1,00 = Soal mudah

0,30 – 0,69 = Soal sedang

0,00 – 0,29 = Soal sukar

Contoh :

Soal No. 1

Diketahui Natas = 11

Nbawah = 9

T = 24

Daya pembeda = Natas - Nbawah

½ T

= 11 - 9

12

= 0,166 (Soal diganti)

Tingkat Kesukaran Soal = Natas + Nbawah

T

= 11 + 9

24

= 0,833 (Soal mudah)

Contoh :

Soal No. 2

Diketahui Natas = 7

Nbawah = 3

T = 24

Daya pembeda = Natas - Nbawah

½ T

= 7 - 3

12

= 0,33 (Soal cukup baik)

Tingkat Kesukaran Soal = Natas + Nbawah

T

= 7 + 3

24

= 0,41 (Soal sedang)

9. INDEK KESUKARAN ITEM SOAL

a. Pengaruh Distribusi skor test

Bentuk distribusi; Test yang cukup sulit yang berisi item dengan nilai p <>akan cenderung condong kearah positif, sedangkan test yang mudah berisi item dengan nilai p > 0,80 cenderung condong kearah negatif.

Rata-rata skor test; Rata-rata skor test (M) adalah kesamaan jumlah dari kesukaran item itu. Persamaannya diberikan sebagai berikut :

M = ∑ p

Lebih jauh lagi rata-rata skor test (M) adalah kesamaan jumlah nilai kesulitan (nilai p) item yang berisi test tersebut.

Penyebaran skor; test dengan semua kelompok nilai p sekitar 0,50 mempunyai penyebaran yang lebar/luas dari skor test, sebaliknya test dengan distribusi kesulitan diantara 0,10 dan 0,90 mempunyai penyebaran skor yang sempit.

b. Menggunakan informasi dari kesulitan item

Informasi dari kesulitan item dapat digunakan untuk :

1. Mengidentifikasi konsep yang perlu diajarkan kembali

2. Memberikan petunjuk tentang kekuatan dan kelemahan yang mungkin ada pada kurikulum sekolah

3. Memberikan umpan balik kepada siswa

4. Memberikan petunjuk kemungkinan item yang bias

5. Membuat tes yang mempunyai sifat statistic yang pasti.

10. INDEK BEDA ITEM

Indek/daya beda item seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dapat juga dituliskan / dirumuskan dalam bentuk lain sebagai berikut :

D = , dimana

D : nilai numeric dari daya beda

: perbandingan jawaban skor kelompok atas yang menjawab item secara benar

: perbandingan jawaban skor kelompok bawah yang menjawab item secara benar.

Pentingnya perbedaan item

Prestasi mutlak dibandingkan dengan relative;tujuan utama penilaian prestasi absolut adalah untuk menentukan secra akurat isi atau penglaman setiap siswa yang telah belajar.Tujuan utama penilaian prestasi relatif adalah untuk menentukan secara akurat tingkat/ranking diantara siswa dengan mengikuti isi atau target belajar yang telah dipelajari.

Batas numerik dari D;Untuk setiap item, kisaran nilai D adalah dari -1 sampai 1. Nilai -1 dan 1ini jarang diperoleh pada praktek. D = 0 lebih sering diperoleh untuk item yang sangat mudah atau sangat sulit. Nilai -1, 0, dan 1 memberikan tolak ukur ketika menginterpretasi nilai D.

D dapat menandai item yang perlu untuk direvisi; Menginterpretasi nilai negatif dari D sebagai sebuah peringatan bahwa kita harus belajar secara hati-hati item tersebut dan sebaliknya merevisi atau mengeliminasinya.

Penyebaran skor;Jika item secara individual tidak dapat membedakan siswa, maka kelompok item yang berisikan tes itu tidak dapat berbuat apa-apa, begitu juga sebaliknya. Keluasan tingkat rata-rata tes dari beda item akan menhasilkan skor yang lebih bermacam-macam.

Reliabilitas skor dan power beda item;penilaian yang lebih reliabel akan membuat tugas yang tinggi, mengindikasikan perbedaan positif. Namun jika tujuan dasar dari penggunaan sebuah penilaian adalah untuk menginterpretasi perbedaan diantara prestasi siswa, maka prosedur penilaian itu harus melibatkan tugas dengan perbedaan power yang tinggi.

11. MENINGKATKAN KUALITAS ITEM PILIHAN GANDA

a. Fungsi pengecoh yang kurang baik

Pola respon dari pengecoh; gambar 14.3 pada halaman 323 dapat digunakan untuk menemukan item pengecoh yang mana yang tidak mencapai tujuan, dan kemudian disebut fungsi pengecoh yang kurang baik. Aturan umum untuk fungsi pengecoh ini adalah : setiap pengecoh harus mempunyai paling sedikit satu siswa pada kelompok bawah yang memilihnya, dan lebih banyak siswa kelompok bawah daripada siswa kelompok atas yang harus memilihnya.

Materi subjek lebih diutamakan; hal ini tidak selalu benar bahwa sebuah alternatif item adalah rusak jika tidak satupun kelompok bawah memilihnya. Pengetahuan kita dalam hal subjek dari siswa dan mengajarkan siswa menerima terlebih dahulu mengubah penilaian menjadi permainan : mungkin pada kelompok siswa saat ini, bahkan siswa yang skornya rendah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mengeliminasi bagian pengecoh, mereka masih belum mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memilih jawaban yang benar. Tetapi kadang tidak ada teknik yang sempurna mengenai defesiensi dalam hal subjek pada alternatif jawaban yang tidak benar, sebelumnya siswa dengan skor yang tinggi memilihnya dalam jumlah yang besar daripada siswa yang skornya rendah.

b. Beberapa pilihan yang bermakna ganda

Respon siswa dapat memberikan kepastian untuk beberapa pilihan yang bermakna ganda. Pada konteks ini, beberapa pilihan yang bermakna ganda jika siswa kelompok atas tidak mampu untuk membedakan diantara kunci jawaban dan satu atau lebih pengecoh.

c. Kunci jawaban item yang salah

Kita dapat mempunyai kunci yang salah pada sebuah item jika sejumlah besar siswa kelompok atas memilih bagian respon yang salah. Ketika ini terjadi periksa dg yakin bahwa kunci jawaban benar.

d. Menebak secar acak

Siswa bisa menebak secara acak jika banyak pilihan –pilihan yang sama-sam masuk akal pada siswa kelompok skor atas. Jika siswa kelompok atas tersebut menebak secara acak, setiap pilihan cenderung untuk memilih sejumlah pilihan yang kira-kira sama.

12. MEMILIH ITEM TEST

a. Tujuan lain dari analisis item

Banyak guru mengunakan prosedur analisi item denag beberapa alasan sebagai berikut :

Untuk memeriksa apakah item tersebut berfungsi seperti yang diharapakan.

ü Memberikan siswa umpan balik pada kinerja penilaian mereka

ü Mendapatkan umpan balik siswa tentang kesulitan mereka

ü Mengidentifikasi cakupan kurikulum yang mungkin perlu ditingkatkan

ü Memperoleh data objektif yang menandai perlunya untuk merevesi item mereka

b. Tujuan penilaian membantu pemilihan item

Tidak ada secara stattistik aturan pemilihan item yang membantu jika tidak konsisten dengan tujuan kita untuk melaksanakan penilaian. Lebih lanjut, setiap prosedur yang kita gunakan untuk memilih beberapa item lainnya mengubah definisi itu pada domain kinerja.

c. Kenyataan, ulasan isi dan kesepakatan

Pada prakteknya kita harus melibatkan item tes dengan kurang lebih mengunakan sifat statistik yang ideal sehingg.a sebuagh tes bisa cocok dg blueprint. Prinsip umumnya adalah : pilih item terbaik yang tersedia yang menunjukkan / menampilkan kawasan penting dari isi sebagaimana definisi blueprint tersebut, bahkan mengajarkan indikasi perbedaan dan kesukaran dari item ini yang mempunyai nilai kurang lebih ideal.

d. Aturan utama untuk pemilihan item test

Aturan untuk memilih item tes pada kelas seperti pada gambar 14.5 memperhatikan beberapa hal berikut :

ü Perhatian utama

ü Fokus khusus dari tes

ü Perhatian untuk blueprint test.

ü Bagaimana indek kesukaran digunakan

ü Bagaimana daya beda digunakan.

13. MENGGUNAKAN KOMPUTER UNTUK MENGUMPULKAN DAN MENGANALISIS ITEM

Untuk mengumpulkan dan menganalisis data kita bisa menggunakan program komputer. Untuk lebih jelasnya kita dapat mengunjungi T.H.E. Journal Website (www.thejournal.com) atau website yang memproduksi software penilaian dan analisis item (www.assess.com).